Pengolahan Tanah Pertanian
Pengolahan Tanah Secara Mekanis
A. Tujuan Umum Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah
olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga
tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama
akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara
tidak langsung.
Kegiatan
pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah pertama
(pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan
tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma
yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan
pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua,
bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar
menjad lebih kecil dan sisa
tanaman dan
gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat
proses pembusukan.
B. Pengolahan Tanah Secara Mekanis
B.1. Keuntungan Pengolahan Tanah Secara Mekanis
Salah satu
keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih
cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara
keseluruhan. Adapun beberapa keuntungan pengolahan tanah secara mekanis adalah
sebagai berikut :
B.1.1.
Keuntungan Teknis
Pekerjaan
pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan
banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan
mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan
tanah secara mekanis dapat lebih dalam.
B.1.2.
Keuntungan Ekonomis
Berdasarkan
hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan
traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun
hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan
keuntungan para petani.
B.1. 3.
Keuntungan Waktu
Dengan
tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara
mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan
mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman
yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk
melakukan budidaya lagi.
B.3.
Mengkondisikan Lahan
Salah satu
keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih
cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara
keseluruhan. Dalam mengolah tanah secara mekanis, lahan yang akan diolah harus
dikondisikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. Ada beberapa hal yang
perlu disiapkan agar lahan siap untuk diolah secara mekanis, yaitu :
1. Topografi
(kenampakan permukaan lahan)
Traktor
dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk traktor tangan
sebaiknya jangan melebihi 30°. Apabila lahan terlalu miring, traktor bisa
terguling. Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap hasil
pengolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan bisa
memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Selain itu, traktor sebagai
kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan untuk memasuki lahan yang akan
diolah. Pembuatan teras, jalan, dan jembatan tidak dibahas dalam modul ini.
2. Vegetasi
(tanaman yang tumbuh di lahan)
Batang
tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat implemen masuk ke
dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang tanaman yang
lentur tetapi kuat (liat) akan tergulung oleh putaran mesin rotari, sehingga
akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Akar tanaman yang kuat (liat) dan
saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Vegetasi
yang sekiranya mengganggu harus dipindahkan dari lahan atau dihancurkan. Vgtasi
tersebut bisa dibabat dengan parang/arit. Sekarang sudah ada mesin pemotong
yang digerakkan oleh traktor. Namun cara pengoperasiannya tidak dibahas pada
modul ini.
3. Bebatuan
Bebatuan
yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, dapat merusak implemen.
Mata bajak singkal atau piringan dapat pecah, sedang pisau mesin rotari dapat
patah. Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu dari lahan
sebelum diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan
cangkul. Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi
lahan. Sedang batu-batu yang kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah.
4. Kadar air
tanah
Kondisi
kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada tanah yang
terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan
memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar.
Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil olahan berfariasi dari
bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga menimbulkan debu yang
berterbangan.
Apabila
tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna
tanah menjadi lebih gelap. Namun apabila tanah diambil dan digulung-gulung
tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah). Kondisi ini cocok
untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan
pengolahan tanah kering.
Apabila
tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila diolah, akan lengket
di implemen dan roda traktor.
Hasil
pengolahan tidak akan sempurna (tidak efektif). Sementara putaran roda traktor
mudah slip. Tanah dalam kondisi ini, kemampuan menyangganya sangat rendah,
sehingga traktor yang memasuki lahan, rodanya akan masuk ke dalam tanah.
Apabila
tanah lebih dibasahi lagi, tanah akan menjadi lumpur. Tanah tidak akan lengket
lagi namun dapat mengalir. Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan
tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah basah.
C. Faktor Penghambat Pengolahan Tanah Secara Mekanis
Faktor-faktor
tersebut diantaranya, adalah:
1) Faktor
Teknis
Penggunaan
traktor di lapangan untuk pengolahan tanah terlihat bahwa masih banyaknya sisa
tunggul pada petakan olahan dapat menghambat penggunaan alat pengolahan tanah,
sehingga dapat menurunkan kapasitas dan efisiensi kerja alat. Akibatnya dapat
menyebabkan menurunnya pendapatan dari penggunaan traktor. Selain itu
ketersediaan sukucadang juga menjadi faktor penghambat.
2) Faktor
ekonomi
Kemampuan
daya beli alat mesin pertanian mempengaruhi pengembangan pengolahan tanah
secara mekanis khususnya para petani di pedesaan.
3) Faktor
Sumber Daya Manusia
Penggunaan
alat/mesin pertanian biasanya menuntut pengetahuan dan keterampilan. Begitu
pula dengan penggunaan alat pengolahan tanah. Tingkat pendidikan petani di
Indonesia pada umumnya masih rendah.
D. ALAT PENGOLAH
TANAH
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering (Bainer, et al, 1960).
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa masalah pengolahan tanah merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian.
Akhir-akhir ini masalah yang utama didalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah.
Pekerjaan pengolahan tanah dapat dibagi menjadi pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan tanah pertama disebut juga pembajakan.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering (Bainer, et al, 1960).
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa masalah pengolahan tanah merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian.
Akhir-akhir ini masalah yang utama didalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah.
Pekerjaan pengolahan tanah dapat dibagi menjadi pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan tanah pertama disebut juga pembajakan.
Alat
Pengolahan Tanah Pertama
Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu :
Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu :
1. bajak
singkal (moldboard plow)
2. bajak piring (disk plow)
3. bajak pisau berputar (rotary plow)
4. bajak chisel (chisel plow)
5. bajak subsoil (subsoil plow)
6. bajak raksasa (giant plow)
2. bajak piring (disk plow)
3. bajak pisau berputar (rotary plow)
4. bajak chisel (chisel plow)
5. bajak subsoil (subsoil plow)
6. bajak raksasa (giant plow)
1. Bajak
Singkal
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.
Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu
bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini
dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2)
pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian
utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini
dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).
Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom secara terperinci dapat dilihat
pada gambar 18.
2. Bajak
Piring
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka. Bagian-bagian dari bajak piring dapat dilihat pada Gambar 23, sedangkan hasil pembajakannya dapat dilihat pada Gambar 24.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka. Bagian-bagian dari bajak piring dapat dilihat pada Gambar 23, sedangkan hasil pembajakannya dapat dilihat pada Gambar 24.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
a. Dapat bekerja ditanah keras dan
kering
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
d. Dapat untuk tanah-tanah berakar
e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
d. Dapat untuk tanah-tanah berakar
e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.
conto bajak piring :
Ada tiga
jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik (trailing),
tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat sepenuhnya
(integral mounted).
Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway). Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel). Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai 26 inci.
Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik traktor.
3. Bajak Rotari / Pisau Berputar
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor (Gambar 25).
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor (gambar 26).
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak
Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway). Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel). Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai 26 inci.
Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik traktor.
3. Bajak Rotari / Pisau Berputar
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor (Gambar 25).
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor (gambar 26).
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak
4. Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai
5. Bajak
Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.
Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.
Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah
6. Bajak
Raksasa
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.
Pengolahan
tanah kedua dilakukan setelah
pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata
air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan
dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan kepadatan tertentu
pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau alur untuk
pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya.
1. Garu
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya.
1. Garu
makasih udah share info ini yah kak
BalasHapusElever Agency